Cerita Rumah

Dermatitis Atopik dan Abby (bag. 3)

Blog Dekat Hati – Dermatitis Atopik dan Abby (bag. 3)

PhotoGrid_1459612863911-1
Antri

Ini adalah kunjungan kedua kami ke RS Awal Bros, Bekasi untuk menemui dokter Mardjuki.

Baca juga: Dermatitis Atopik dan Abby (bag. 1) dan Dermatitis Atopik dan Abby (bag. 2)

Ini masih cerita bersambung tentang si Dermatitis Atopik yang menggelayuti anak sulung saya ini. Setelah minggu lalu diberi obat untuk mempersiapkan tubuhnya supaya bisa tes alergi, rupanya minggu ini juga masih belum bisa tes dilakukan. Selama seminggu kemarin mengkonsumsi obat dokter, kulit Abby menjadi mulus, hal yang jarang sekali terjadi, dan juga acara garuk menggaruk yang jauh, jauh sekali berkurang. Biasanya sehabis pulang main sore, Abby yang basah dengan keringat, akan heboh menggaruk badannya di depan kipas angin. Lalu, sebelum tidur, yang biasanya seluruh badan gatal-gatal, hampir 2 minggu ini saya tidak dimintanya menggaruk. Abby juga tidak terbangun tengah malam lagi. Hal-hal ini mungkin kecil, tapi bisa melihatnya tidur nyenyak dan tidak menggaruk adalah hal yang sungguh luar biasa untuk saya.

Kunjungan Sabtu ini, dokter hanya melihat perkembangan kulit dan mengganti obat Abby selama seminggu ke depan. Baru Sabtu akan datang bisa dilakukan tes alergi. 1 obat racikan yang diberikannya ini tidak mengandung anti histamin yang bisa mengganggu keakuratan hasil tes alergi nantinya. Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Oya, karena di kunjungan sebelumnya Abby menangis karena tidak mau disuntik, selama seminggu saya berusaha mempengaruhinya untuk berani di suntik, jaga-jaga jika dokter meminta untuk menyuntik. Maka, segala daya dan upaya, kami kerahkan untuk membuatnya berani. Dan sepertinya kami berhasil. Benar saja, dokter bertanya apakah Abby sudah berani disuntik kali ini. Ternyata, keberaniannya yang di rumah, hanya semu belaka. Ia panik ketika dokter bertanya, dan melihat jarum. Ia tidak mau disuntik. Setelah saya mencoba merayu dan mengembalikan keberaniannya, ia masih juga panik. Akhirnya, tindakan pemaksaan dilakukan. Saya mendekapnya kuat-kuat dan dokter menyuntik Abby. Ia menangis. Tetapi, hanya sebentar saja. Sekitar 3 menit kami keluar ruangan dokter, tangisnya berhenti. Dan ia menyadari, bahwa suntikannya tidak sesakit yang ia bayangkan. Lalu, dia membanggakan diri, sambil air mata masih menggenang di bawah matanya. Ah, Abby…dan ia pun ingat janji saya minggu lalu, jika berani disuntik, ia boleh main di mal. 🙂

Kebetulan, saya juga mengajak adik bungsu saya yang memiliki gangguan kulit di punggungnya, dokter menyuruhnya tes alergi. Abby jadi mempunyai gambaran atas apa yang akan dilakukan pada saat tes alergi Sabtu berikutnya.

Total biaya: Rp 274.000

Dokter Rp 160.000, Administrasi Rp 30.000, Obat Rp 84.000

Kunjungan Ketiga

2 April 2016, kunjugan ketiga kami. Hari ini Abby sudah dijadualkan untuk tes alergi, dengan metode Skin Prick Test. Setelah 2 minggu lalu mempersiapkan mental Abby, dan juga kulitnya, tibalah hari ini. Berikut gambar yang menunjukkan langkah-langkah tersebut.

1

Step 1,

Kedua lengan dibersihkan menggunakan alkohol. Ada 35 zat alergen yang akan diujikan di kulit Abby. Jumlah 35 itu memang standar yang digunakan. Terbagi 2 macam yaitu jenis alergen yang didapat dari makanan dan jenis alergen yang didapat dari inhalasi.

Step 2,

Ada plastik seperti batang korek api dengan ujung jarum tajam yang berisi zat alergen ditusukkan di kulit Abby. Sedikit sakit tapi ia berhasil bertahan sampai kedua lengannya dikerjakan.

Step 3,

Menunggu sekitar 20 menit supaya timbul reaksi yang akurat. Selama itu, tangan tidak boleh bergerak bebas, diletakkan di pangkuan supaya zat alergen tidak mengalir kemana-mana.

Step 4,

Setelah terjadi reaksi di kulit, suster melingkari lengan yang bentol dengan pena, sesuai dengan besar reaksi masing-masing zat alergen.

Step 5,

Lengan yang sudah dilingkari tadi, ditutup dengan selotip transparan khusus lalu dilepaskan, untuk mengambil copy gambar lingkaran tadi, dan dipasang di kartu hasil, untuk kemudian dibaca hasilnya.

 

Pembacaan Hasil Tes

PhotoGrid_1460005682652-1Dari hasil tersebut, yang paling besar bereaksi di kulit Abby adalah tungau kasur, bulu kucing dan anjing, dan ayam negeri. Ya, ayam negeri. Sementara telur, seafood, susu sapi, dll, hasilnya negatif. Tungau adalah binatang kecil yang tinggal di kasur, bantal, selimut berbulu, boneka,karpet, dan sejenisnya. Makanannya adalah serpihan kulit manusia. Abby harus menghindari tungau ini sebisa mungkin, dengan cara:

  • Meminimalisir kontak dengan bahan-bahan tersebut
  • Kamar harus selalu bersih
  • Jangan biarkan banyak barang menumpuk dan menimbulkan debu
  • Filter AC harus sering-sering dicuci

Untuk makanan, Abby juga harus menghindari ayam negeri, termasuk olahannya seperti nugget, sosis, bakso, dll.

Kelembabab kulit mutlak tetap harus dijaga. Semoga dengan diketahuinya pencetus alergi ini, kami bisa meminimalisir dampat gatal yang ditimbulkan. Semangaaattt!!!

Total Biaya: Rp 1.050.000

Biaya Dokter Rp 160.000, Biaya Tindakan Skin Prick Test Rp 517.500, Jarum Morrow Brown Rp 170.000, Obat Racikan Rp 116.000, Obat Tablet Rp 57.200, Biaya Admin Rp 30.000

17 thoughts on “Dermatitis Atopik dan Abby (bag. 3)

  1. Aduh, segitu penderitanya dermatitis atopik itu ya.
    Kalau alergi terhadap tungau sih wajar, Bu, kita yang mesti rajin bersihkan tempat tidur dan karpet setiap hari. Tapi membayangkan bocah ini mesti jauh-jauh dari makan bakso dan sosis? Ah, kasihan..

    Apakah Abby sudah diberi pengertian tentang pantangan ini, Bu? Gimana reaksinya?

    Like

  2. Di sekolah ketemu Abby kulitnya merah semua ,

    Aku : Loh Abby kok merah semua kulitnya gatal ya nak kepanasan..
    Abby : iya tante..kata mami supaya aku sabar jadi dikasih gatal sama Tuhan..

    Anak yang luar biasa..

    Like

    1. Hi mom mario.. sensitif sekali memang kulitnya. Kasihan kalau lagi datang gatal2nya.. dia suka komplen kenapa dia aja yg gatal2..makanya aku coba ajak dia menerima keadaannya.
      Terima kasih loh sampe mampir kemari. 😊😊

      Like

  3. anakku juga alergi ama daging ayam mak, wkt itu kirain bisulan kenapa… setelah cek ke dokter ternyata alergi beberapa daging . untunglah ada daun sirih merah, udah bisa makan daging ayam asal setelah itu ngunyah daun sirih merah :))

    Liked by 1 person

      1. mau gak mau, harus mau… walo dengan wajah memelas dan penuh keterpaksaan, daripada gak bisa santap ayam :)) ntah knp baru2 ini aja dia alerginya

        Like

Leave a comment